Tags

, , , , , , , ,

Berenang di pantai Meumong. Foto oleh Khairul Mubaraq

Berenang di pantai Meumong. Foto oleh Khairul Mubaraq

“Kiri, kiri…Kanan. Ke tengah sedikit. Tunggu, tunggu..senyum. Oke, pas. Klik…”

Tak persis tepat seperti itu memang. Tapi kira-kira begitulah penggalan dialog kami pada satu pagi akhir pekan di pengujung bulan April 2014. Lokasinya di bibir pantai Meumong, seputaran Lampuuk, Aceh Besar. Lalu hasilnya adalah sebuah foto narsis yang lagi ngetrend bagi pengguna social media.

Selfie! Yap. Entah dari siapa ide itu datang. Tap toh tak ada yang menolaknya, bahkan berebut-rebut untuk masuk ke dalam frame. Dan lalu wajah-wajah imut dan polos (eceeeilah..haha) kami pun memenuhi deretan frame-frame kamera. Raut ekspresi berganti. Formasi posisi berubah. Senyum dipaksa-paksa buat juga meski kantung mata masih tebal karena belum lama bangun pagi dan belum mandi pula. Wajah bungah terpancar dalam setiap klik kamera.

Mungkin sampai berpuluh foto, jika boleh sedikit membuka rahasia. Ups… hahaha.

Tapi Meumong memang cantik. Sebuah pantai tersembunyi yang masih belum banyak dikunjungi pelancong. Dan berfoto ( yang secara jujur harus dikatakan) narsis bin alay wa lebay akan lebih mudah di tempat secantik itu.

Meumong adalah satu pantai di kawasan pemukiman Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Tapi lokasinya sedikit lebih tersembunyi dibanding pantai Babah Dua dan pantai Lampuuk yang terkenal itu. Wajar memang masih jarang ada yang berkunjung ke bibir pantai Meumong.

Dan karena tersembunyi pula, akses menuju Meumong memang sedikit lebih susah dibanding garis pantai Lampuuk. Meumong tidak bisa dituju langsung dengan menggunakan kendaraan bermotor. Setidaknya Anda harus berjalan kaki (dengan sedikit mendaki dan menuruni bukit) sekitar 20-an menit melewati kebun-kebun warga dari tempat motor Anda diparkirkan (lebih jauh jika Anda memilih datang dengan menggunakan mobil).

Jalur menuju Meumong sebenarnya sama dengan arah menuju Lampuuk. Hanya saja, pada belokan pantai Lampuuk, Anda mesti memilih jalur lurus alih-alih belok kiri yang menuju pantai Lampuuk. Teruslah lurus hingga melewati masjid Lampuuk dan menjumpai pamflet Joels Boengaloew. Dari situ, Anda mesti kembali mengambil lajur kiri hingga mentok dengan gerbang masuk bungalow itu. Tepat sebelum gerbang masuk itu, ada lorong kecil berpasir yang masih bisa dilewati sepeda motor. Ambil arah itu hingga kemudian kembali mentok dengan pagar kebun warga. Dari situlah, perjalanan dengan berjalan kaki dimulai. Tinggal mengikuti jalur yang ada hingga sampai di titik yang dituju. Oh ya, untuk keamanan, jangan lupa meminta izin kepada perangkat desa sebelumnya.

Tapi tak perlu khawatir. Meumong punya panorama setimpal dengan itu semua. Meski tidak semenawan Langee, Meumong masih menawarkan garis bibir pantai melengkung dengan pasir putih terhampar. Jika laut sedang surut, Anda bisa menikmati pemandangan bawah laut dari air bening pada bibir pantai yang cukup dangkal itu. Ikan-ikan kecil ‘menari’ dan bercengkarama di antara terumbu karang. Juga masih ada pemandangan batu-batu cadas yang terpacak tak beraturan pada sisi lainnya.

View alam itulah yang menyambut pagi kami pada Minggu, 27 April 2014 lalu. Kami memang berangkat malam, satu hari sebelumnya, sehingga tak bisa terlalu menikmati panorama saat begitu tiba. Malam saat kami berkemah lebih banyak dihabiskan dengan ngobrol luntang lantung tentang apa saja: cinta, cita, dan harapan.

Dan melewati pagi di Meumong memang terasa spesial. Mengeksplor garis pantai yang padanya saat itu tak ada pengunjung lain selain kami berlima. Menghirup dalam-dalam udara pagi yang masih segar dan alami. Menikmati alunan syahdu debur ombak yang pecah di bibir pantai. Ah, eksotis…

Oh ya, dari Memumong, Anda juga bisa menikmati lanskap garis pantai Lampuuk. Jika Anda berkemah pada akhir pekan dan melewati satu hari penuh di sana, mula-mula garis pantai Lampuuk terlihat seperti hamparan pasir putih sepi bersih yang dihempas deburan ombak. Kemudian secara perlahan mulai ramai menjelang siang. Dan akan terus makin ramai membentuk kerumunan tak beraturan yang bergerak random (dan manusia-manusia itu kelihatan amat kecil dari jarak yang relatif jauh) hingga petang tiba.

Berenang juga bukan ide buruk jika sedang berada di sini. Bibir pantai yang menjorok ke darat membentuk teluk membuat ombak tidak terlalu besar. Airnya segar dan bening. Hanya saja Anda sedikit perlu berhati-hati karena pecahan karang dapat melukai kaki ataupun kulit lainnya di dasar pantai.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan di sini adalah memancing. Anda bisa ikut membawa serta kail saat sedang bertandang ke tempat ini, lebih-lebih jika berkemah. Barangkali, jika beruntung, makan malam akan terasa lebih istimewa dengan hadirnya ikan bakar hasil pancingan sendiri. Di alam bebas pula.

Dengan kemolekannya, Meumong memang cocok menjadi destinasi kegiatan outdoor. Bukan ide buruk jika menyelipkan bibir pantai yang satu ini ke dalam kalender tempat yang harus dikunjungi.

Dan oh ya, siapkan kamera untuk berselfie, ups, berfoto ria… []

Mulai nge-trackmenuju Meumong.

Mulai nge-track menuju Meumong.

Menyiapkan makan malam (dengan gambar latar sposnsor..haha)

Menyiapkan makan malam (dengan gambar latar sponsor..haha)

Perfect dinner. :D

Perfect dinner. 😀

Tiga, dua, satu...pose, klik.

Tiga, dua, satu…pose, klik.

DSC_0176